Apa
yang ada di pikiranmu ketika seseorang menyarankan untuk menonton sebuah film
India?. Mungkin ada diantara kamu yang malas menonton film India karena pasti
banyak adegan joget-joget diantara hujan dan pohon. Tapi singkirkan pemikiran
seperti itu saat ada yang menyarankan anda menonton film “Taare Zameen Par”.
Taare Zameen Par
adalah film yang mengangkat tema tentang anak kebutuhan khusus. Film diawali
dengan penyebutan nilai oleh guru. Ada seorang anak yang bernama Ishaan
Awasthi, ia selalu mendapatkan nilai yang buruk. Ia tidak bisa mengerjakan satu
pun tugas yang diberikan oleh gurunya dengan baik. Guru-guru menganggapnya anak
yang bodoh. Ia sangat berbeda dengan kakaknya yang cukup pintar. Namun Ishaan
memiliki sebuah bakat, yaitu menggambar. Gambar-gambar Ishaan sangat bagus.
Karena nilai
Ishaan yang sangat buruk, akhirnya Ishaan dipindah ke sebuah sekolah asrama.
Ishaan memohon agar tidak dipindah ke sekolah asrama, namun orang tuanya tetap
memindahkannya. Disini Ishaan merasa dibuang oleh orang tuanya. Ishaan pun
berubah menjadi anak yang murung dan pendiam. Di sekolah ini Ishaan sering
dihukum oleh guru karena ia tetap tidak bisa mengikuti pelajaran.
Hidup Ishaan di
sekolah asrama itu perlahan berubah ketika ada seorang guru baru yang mengajar
disana. Guru itu (Aamir Khan) mengajar dengan sangat menyenangkan atau dengan sembuah
media pembelajaran. Disaat anak-anak lain semakin
semangat belajar, Ishaan tetap menjadi anak yang pemurung. Sang guru baru ini
bingung dengan sikap Ishaan. Akhirnya sang guru mencari informasi tentang
Ishaan. Ketika ia melihat tulisan tangan Ishaan, sang guru pun tahu apa permasalahan
yang dialami Ishaan. Ternyata Ishaan adalah seorang anak DISLEKSIA (disleksia
adalah gangguan belajar, dimana anak tidak mampu membedakan huruf-huruf. Hal
ini mengakibatkan si anak tidak mampu membaca karena kebingungan saat melihat
huruf.)
Sang guru pun
bertemu dengan orang tua Ishaan dan memberitahu mereka tentang kelainan yang
dialami Ishaan. Selain itu sang guru pun terus melakukan usaha keras untuk
membantu Ishaan mengatasi kelainannya. Perlahan Ishaan mampu membedakan
huruf-huruf, dan akhirnya Ishaan bisa membaca!. Ini semua berkat sang guru yang
selalu membimbingnya dengan tanpa lelah.
Di akhir tahun
pelajaran, sekolah asrama ini mengadakan lomba menggambar antar siswa dan guru.
Gambar dari pemenang lomba ini akan dijadikan cover dari buku tahunan sekolah.
Pemenang lomba ini adalah Ishaan dan sang guru yang selalu membimbingnya.
Gambar mereka pun dijadikan cover buku tahunan. Film ini pun berakhir dengan
happy ending.
Sukses untuk Ishaan dan tetap semangat……….
Nilai
– nilai yang bisa diambil dalam film tare zameen par adalah:
1.
Filsafat
Teori bawaan ishan
mengalami tabularasa (manusia lahir
tanpa isi mental bisa disebut “kosong”). Dan sumber pengetahuan diperoleh dari
pengalaman dan persepsi alat indranya terhadap dunia luar.
2.
Psikologi
Tekanan ..tekanan..dan tekanan itu yang mungkin dirasakan oleh anak yang bernama
lengkap
Ishaan Awasthi.
Dimana Ishaan adalah seorang anak DISLEKSIA (disleksia
adalah gangguan belajar, dimana anak tidak mampu membedakan huruf-huruf. Hal
ini mengakibatkan si anak tidak mampu membaca karena kebingungan saat melihat
huruf).
Tetapi Ishaan mempunyai bakat terpendam yaitu menggambar, dengan menggunkan
imajinasinya Ishaan menyalurkan bakatnya lewat lomba menggambar dan akhirnya
membuahkan hasil.
3.
Ekonomi.
Dari segi ekonomi Ishaan
terlahir di keluarga yang berkecukupan, dalam sekolah terdahulu Ishaan tidak
mengalami progress atau peningkatan kemudian, Ishaan dipindah keasrama yang
mengutamakan kedisiplinan, kemandirian, dan ketegasan. Di asrama inilah Ishaan akhirnya
menjadi anak yang berguna dan lebiah dari yang sebelumnya.
4.
Sosial budaya
Ishaan mengalami
perkembangan yang siknifikan berkat adanya hubungan antara guru dan murid. Ishaan
berkembang dengan pengaruh sosiologi dibantu oleh gurunya Ram Shankar Nikumbh menerapkan
pembelajaran media (pembelajaran yang menyenangkan).